“Convergence is not coming. It is happening today” (Teddy Sukardi, Chairman IT Federation)
Pernahkah melihat seseorang melakukan online multitasking dalam satu kesempatan. Email, chatting, browsing, blogging, transaksi, nonton film, mendengarkan radio, melihat berita stasiun televisi secara bersamaan dalam satu layar komputer/laptop. Atau melakukan aktivitas multitasking tersebut melalui perangkat handphone. Apa yang dilakukan orang tersebut merupakan aplikasi dari teknologi konvergensi (convergence technology).
Apa itu Convergence?
“Digital convergence can be seen as the coming together of previously technologically and commercially distinct markets such as broadcasting, print publishing, cable television, fixed wire voice telephony and cellular mobile and fixed wireless access.” (ITU)
“The processes by which communications networks and services, which were previously considered separate, are being transformed such that: different networks and services carry a similar range of voice, audio-visual and data transmission services, different consumer appliances receive a similar range of services and new services are being created.” (OECD)
“Konvergensi adalah perpaduan teknologi dan rantai nilai (value chain) dari industri telekomunikasi, teknologi komputer, penyiaran, konten, beserta industri ikutannya sehingga konsumen dapat memperoleh layanan yang terpadu sesuai kebutuhan.” (Usulan dalam RUU Konvergensi)
Konvergensi merupakan suatu perpaduan antara berbagai teknologi yang awalnya terpisah menjadi satu layanan yang dapat diakses oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Di era konvergensi, pengguna tidak perlu menonton televisi di melalui pesawat TV. Media yang digunakan menjadi lebih berkembang, menonton TV dapat dilakukan melalui komputer, laptop, dan handphone dengan teknologi digital. Artinya, pengguna dapat menonton TV dan mendengarkan radio dimana saja, kapan saja, dan dalam kondisi apa pun. Singkatnya, era konvergensi berimplikasi pada munculnya ubiquitous era.
Industri Konten
Jika pengguna dapat menonton atau pun mendengarkan kapan pun berarti konten harus tersedia sepanjang waktu. Anytime, anywhere, and anyhow user want to used it. Kondisi ini menjadi tantangan bagi industri penyiaran karena selama ini konten siaran tidak berlangsung 24 jam dan pilihannya tidak beragam. Sedangkan pengguna memiliki keleluasan untuk mengakses konten selama 24 jam penuh dengan tuntutan pilihan konten yang beragam satu dengan lainnya. Ada yang menginginkan konten berita, edukasi, entertainment, atau lainnya yang jenisnya bisa puluhan macam. Tentunya, industri penyiaran saat ini tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pengguna di era konvergensi. Lalu, apakah kanal yang tersedia dibiarkan kosong? Disinilah, peluang bagi industri konten kreatif mengisi kekosongan tersebut.
Sebenarnya industri konten telah banyak bermunculan terutama yang berkonten lokal buatan komunitas maupun mahasiswa. Sayangnya, belum adanya jalan untuk menyiarkan karya menyebabkan konten-konten tersebut menjadi konsumsi terbatas. Maka era konvergensi akan memberi peluang bagi industri konten untuk muncul ke permukaan. Apa saja yang bisa menjadi peluang industri konten di era konvergensi :
- industri konten film lokal
- industri konten animasi lokal
- industri konten game lokal
- industri konten edukasi
- Industri konten agrikultur, peternakan, dan perikanan
- industri konten wirausaha
- industri konten wisata dan kuliner
- industri konten musik lokal
- dan masih banyak lagi
Peluang-peluang ini akan menjadi awal kebangkitan Indonesia dalam meningkatkan kualitas masyarakatnya dengan keterampilan dan keahlian baru serta informasi yang lebih berkualitas. Terutama dalam hal pendidikan karena akan semakin luas lagi media yang digunakan untuk mencari dan berbagi ilmu tanpa harus bertatap muka secara langsung. (bigina)