Diskusi tidak selalu dengan bertatap muka. Hadir bersama dalam satu waktu dan satu ruang. Perbedaan ruang dan waktu tidak menjadi hambatan bagi siapa pun untuk berdiskusi. Skype, YMessenger, Gtalk, FB Discussion, Koprol, Buddy, dan masih banyak lagi, bisa menjadi tempat diskusi yang asyik. Lebih dari sekedar chat biasa. Asyiknya diskusi live ini adalah, banyak link yang bisa kita gunakan untuk mencari referensi. Sambil chat-disc, kita bisa mencari referensi untuk mencari kebenaran. Ingat, mencari kebenaran. Apakah yang kita atau partner kita sampaikan benar atau tidak. Berdasarkan apa. Apa referensinya. Sehingga diskusi semacam debat kusir bisa dihindarkan.
Saya menuliskan ini berdasarkan pengalaman. Betapa diskusi menjadi arena yang tidak menyenangkan tatkala satu pihak memojok pihak yang lain dan haqqul yaqin apa yang disampaikan benar, sedangkan orang lain salah. Jika sudah begini, saya lebih senang ambil handphone, browsing, dan sampaikan padanya…”Menurut teori A, ini bla bla bla….sedangkan menurut teori B, blablabla…jadi kesimpulannya..blablabla..” Setidaknya bisa mengurangi waktu berpanjang-panjang untuk debat yang tidak efektif. Bukankah diskusi untuk mencari kebenaran, bukan mendebat. Atau kebanyakan mengatakan “dibantai”. Wuihhh…kata-katanya, kejammm…. 🙂
Kemarin saya baru saja diskusi dengan teman lewat Ymessenger. Dia di Jakarta, saya di Yogyakarta. Sebelumnya, teman saya minta tolong mengolah data. Sebenarnya dia salah sasaran, saya tidak tahu banyak tentang teori regresi, multivariat dan sebagainya. Kalau cuman mengolah saja…cincailahhhhh….tinggal klak-klik, input sana-sini. Tapi yang pentingkan formula dasarnya yang kerap kali kita lupakan. Apalagi kalau sudah software yang memudahkan pengolaha, semakin lupalah kita dengan teori dasarnya. Ternyata, teman saya tipe yang kritis dan tidak mau terima jadi. Begitu hasil saya serahkan, segera dia tanya-tanya, cari bukunya, mencoba olah sendiri, dan traraaaaa……berdiskusilah kita karena hasil pengolah kita sama tapi ada poin yang berbeda. Teman saya berpanduan pada buku yang dia gunakan, saya juga keukeuh dengan buku yang saya gunakan. Sepertinya ketikan jari di keyboard tidak sanggup menyeimbangkan kata yang mau diluncurkan…asyik banget.
Merasa sama-sama tidak yakin dan tidak puas, akhirnya saya chat-disc sambil browsing. Dan ternyata….kami mengolah data dengan perspektif yang berbeda, dan kedua-duanya benar. Ibaratnya, saya pegang setengah potongan dan teman saya memegang potongan yang lain. Betapa bodohnya kami….karenanya perlu selalu diskusi dan browsing ( yang bener..:) ) untuk memperkaya wawasan. What a nice discussion… miss u my friend... 🙂