Mendadak Takjub: TKW Nge-Blog

“kalo tkw ngeblog, dah lama tau” (YM seorang teman)… Buat saya baru, dan luar biasa!!!

Berapa banyak blog yang terekam di benak Anda? Yang menginspirasi, yang paling sering dikunjungi, yang link-nya hapal luar kepala tanpa perlu gugling untuk mengingat-ingat, yang membuat tertakjub-takjub. Sejak awal, saya suka mengunjungi blognya Trinity di Naked-Traveler. Alasan sederhana, pengalaman traveling-nya yang dinarasikan benar-benar menarik dan bikin iri.

Pagi tadi saya baru buka detik-inet. Pojok yang paling sering saya plototin adalah pemenang mingguan Internet Sehat Blog Award (ISBA). Untuk sekali ini saya benar-benar mendukung pilihan juri. Salah satu pemenang adalah blog milik mbak Rie Rie, seorang TKW di Hongkong. What??? TKW nge-blog??? Luar biasa!!! Langsung saya ke TKP dan semakin takjub dengan tulisannya mba Rie Rie. Sebenarnya saya belum sempat menelusuri semua ruang di “rumah”nya mbak Rie Rie, baru bagian “teras”nya saja, tapi sudah membuat saya jatuh hati. Beberapa tulisannya tentang pengalaman Mbak Rie Rie sebagai tenaga kerja non-formal di TKW. Mulai aktivitas di rumah majikan, hang out dengan teman, atau aktivitas bersama TKW lainnya yang diprakarsai lembaga lain. Tentunya dari sudut pandang Mbak Rie Rie. Ada tulisan yang turut bikin kita senang tapi tidak sedikit juga yang bikin miris. Setidaknya kita jadi tahu kehidupan para penyumbang devisa terbesar ini secara langsung dari yang bersangkutan. Tidak dari media yang kerap dipolitisir.

Seperti cerita Mbak Rie Rie tentang kopdar-nya dengan teman yang berstatus OS (over stay). Hongkong memberi tenggang waktu 2 minggu untuk mendapat majikan baru setelah kontrak sebelumnya berakhir. Jika gagal, mereka harus pulang ke Indonesia. Kalau tidak mau pulang, terpaksa jadi TKW illegal. Hebatnya Hongkong, meski tidak bekerja mereka mendapat tunjangan uang, beras, susu, dan makanan kecil selama sebulan. Negara kita belum bisa kasih tunjangan ya… :(. Meski dapat tunjangan, nilainya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sebulan sehingga mau tidak mau harus mencari lagi. Mau buka lapak jual ini itu sampai jual diri….sigh…

Saya memandang dari sudut lain, disamping kisah miris TKW di negeri seberang ternyata mereka memiliki kisah luar biasa. Jarak yang jauh bukan penghalang untuk berkomunikasi, tidak semata dengan keluarga, tapi juga dengan siapa saja bahkan yang tak dikenal sekali pun. Penguasaan teknologinya benar-benar mumpuni. Dari mana mereka belajar? Otodidak? Saya belum bertanya langsung. Saya hanya menduga, majikannya begitu aware dengan para TKW sehingga merasa bertanggung jawab untuk memberi pengetahuan lain di luar urusan rumah tangga. Di Malaysia dan Singapura beberapa TKW disekolahkan bahkan hingga mendapat gelar sarjana. Hebat kan.

Kompas pernah menerbitkan cerita bersambung tentang TKW di Hongkong yang saya lupa judulnya. Diceritakan TKW tersebut diajarkan cara mengoperasikan komputer, berinternet, dan mengelola email majikannya di luar kerjaan sehari-harinya. Maka tak heran para TKW pinter nge-blog, pinter nulis, karena diberi keleluasaan. Kemampuan memanfaatkan new media, menjadi citizen journalism bagi TKW adalah wadah luar biasa tanpa batas untuk menyuarakan kehendaknya, aspirasinya. Jauh lebih efektif, lebih mudah, lebih murah, dan lebih mendunia dibanding menyuarakannya melalui birokrasi. Ketidakadilan, ketidakmanusiawian, tindak kekerasan, pelecehan, pemerkosaan dan pengalaman tidak menyenangkan lainnya akan mudah disampaikan melalui media semacam ini. Akan ada banyak mata yang melihat dan tidak sedikit tangan yang terulur untuk membantu. Sehingga akhir kisah sedih yang kerap menimpa saudara-saudara kita, para TKW, tidak akan terjadi. Minimal berkuranglah.

Di sisi lain, blog-blog ini menunjukkan bahwa TKW punya potensi. Tidak semata mengandalkan kerja kasar. Mereka sangat cerdas mengelola sebuah blog. Bisa jadi suatu saat nanti, kemampuan ini bisa menggiring mereka ke pekerjaan yang lebih baik dari sekedar “babu”. Sektor-sektor formal akan terisi. Bahkan dengan kemampuan bersastranya, saya yakin suatu saat nanti di antara mereka ada yang menerbitkan buku. Hebatkan TKW kita. Jadi, TKW nge-blog, bagi saya, ruarrrrrrrrrr biasaaaaaaaaaa!!!!

4 thoughts on “Mendadak Takjub: TKW Nge-Blog

  1. terimakasih…
    ah jangan terlalu berlebihan, saya hanya sedikit lebih beruntung dari yang lainnya, itu saja. Malah sekarang jadi jarang ngeblog karena pekerjaan yang lebih membutuhkan perhatian extra (waktu & perhatian)…uhh..(ngeles,hehehe…)

    lam kenal ya

Leave a comment